Kamis, 13 Oktober 2011

TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK MALARIA

TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK MALARIA

Peran suatu spesies sebagai vektor malaria dapat diperkirakan dengan melihat aspek bionomik (Takken, 1991) :
  1. Kepadatan spesies
  2. Umur nyamuk (longevity)
  3. Kerentanan spesies terhadap infeksi malaria lokal dan kemampuannya untuk menyebarkan penyakit malaria
  4. Perilaku mencari mangsa (antrofilik - zoofilik)
  5. Perilaku istrrahat (eksofilik - endofilik)
  6. Tempat mencari mangsa (eksofagik - endofagik)
  7. Penyebaran
  8. Musim dan Iklim
Vektor utama di Indonesia :
- An. sundaicus
- An. subciptus
- An. barbirostris
- An. balabacensis
- An. maculatus
- An. aconitus

Anopheles Sundaicus (Rodenwaldt, 1925) :
  • Lebih senang menghisap darah orang daripada binatang
  • Aktif menggigit sepanjang malam, tetapi paling banyak ditangkap antara pukul 22.00 - 01.00
  • Lebih banyak ditemukan menggigit orang diluar rumah daripada didalam rumah
  • Pada waktu malam nyamuk masuk kedalam rumah untuk mencari darah, hinggap di dinding baik sebelum maupun sesudah menghisap darah, perilaku istirahat nyamuk ini sangat berbeda antara satu dengan lokasi lainnya
  • Jarak terbang nyamuk betina cukup jauh, pernah dapat ditangkap di tempat lebih 3 km dari tempat perindukan (Garut, 1981)
  • Berkembang biak di air payau, dengan kadar garam optimum antara 12 – 18 ‰, meski tidak begitu tinggi, jentik nyamuk dapat ditemukan pada kadar garam dibawah 5 ‰, dan bila kadar garam mencapai 40 ‰, maka jentik akan menghilang
  • Jentik terkumpul ditempat-tempat yang tertutup tanaman air yang mengapung (ganggang/lumut), sampah yang terapung-apung dan pinggiran yang berumput
  • Genangan air payau untuk berkembang biak adalah genangan terbuka dan mendapat sinar matahari langsung, genangan air yang terlindung oleh rimbunan tumbuhan pelindung akan menjadikan tempat yang tidak cocok untuk tempat perindukan
 An.subpictus (Grassi, 1899)
  • Lebih senang menghisap darah ternak daripada manusia
  • Aktif menggigit sepanjang malam, meskipun paling banyak ditangkap antara pukul 22.00-23.00
  • Pada malam hari nyamuk hinggap didinding baik sebelum dan sesudah menghisap darah
  • Jentik nyamuk biasanya ditemukan bersama-sama An.sundaicus, keduanya berkembang biak di air payau, jentik An.subpictus lebih toleran terhadap kadar garam, sehingga dapat ditemukan ditempat yang mendekati tawar dan juga ditempat yang kadar garamnya cukup tinggi.
An.barbirostris (Van der Wulp, 1884)
  • Di Sumatera dan Jawa nyamuk ini jarang dijumpai menggigit orang
  • Aktif menggigit sepanjang malam, meskipun paling banyak ditangkap antara pukul 23.00-05.00
  • Frekwensi mencari darah tiap tiga hari sekali
  • Pada siang hari hanya sedikit yang dapat ditangkap didalam rumah, tempat istirahat nyamuk di alam luar, nyamuk hinggap pada pohon kopi, nanas serta tanaman perdu lainnya
  • Tempat perindukan nyamuk yang utama adalah sawah dengan saluran irigasinya, kolam dan rawa-rawa
Anopheles balabacensis ( Baisas, 1936 ):
  • Lebih tertarik menghisap darah orang daripada binatang, baik didalam rumah maupun di luar rumah
  • Keaktifan mencari darah terlambat,kebanyakan ditangkap setelah tengah malam sampai pukul 04.00, meskipun sebenarnya sudah mulai terlihat sejak senja sampai pagi
  • Sebelum dan sesudah menghisap darah pada malam hari banyak hinggap di dinding. Pada siang hari tidak ditemukan istirahat di dalam rumah tetapi di alam luar ( hutan ) walau tidak diketahui dimana nyamuk tersebut istirahat
  • Tempat perindukan genangan air tawar didalam hutan ( permanen atau temporer ), digenangan air tidak mengalir bekas tapak kaki, bekas roda, juga di pinggir sungai terutama pada musim kemarau
Anopheles maculatus ( Theobaldt, 1901 ) :
  • Lebih tertarik menghisap darah binatang daripada manusia
  • Keaktifan mencari darah agak terlambat mulai pukul 21.00 – 03.00. Lebih banyak ditang kap menggigit orang di luar rumah daripada didalam rumah
  • Pagi hari istirahat di luar rumah, hinggap pada pohon kopi dan tanaman di tebing curam
  • Mampu terbang sampai + 2 km
  • Berkembang biak di pegunungan, tempat perindukan sungai kecil dengan air jernih, mata air yang mendapat sinar matahari langsung dan lebih baik bila ada tanaman air. Di kolam dengan air jernih juga ditemukan jentik, meskipun densitasnya rendah

Anopheles aconitus (Donitz, 1902)
  • Pada umumnya lebih tertarik menghisap darah ternak, terutama kerbau dari pada manusia
  • Aktif menggigit sepanjang malam, meskipun 80 % dari jumlah yang ditangkap sebelum tengah malam, paling banyak antara 18.00 – 22.00 (Banjarnegara, 1977)
  • Lebih banyak ditangkap diluar rumah, pada malam hari hanya sedikit nyamuk yang hinggap di dinding rumah, masuk rumah untuk mencari darah dan langsung keluar
  • Pada pagi hari banyak ditemukan di tebing sungai, hinggap di hulu tebing, dekat air yang selalu basah dan lembab, penangkapan pagi hari di dalam rumah/kandang hanya mendapatkan sedikit nyamuk, dan sebagian besar ditangkap didalam kandang, didalam rumah/kandang 80 % hinggap dibawah dinding pada ketinggian kurang satu meter
  • Jarak terbang nyamuk betina cukup jauh, antara 1 – 2 km
  • Tempat perindukan utama di sawah dan saluran irigasi, persawahan berteras adalah tempat yang baik untuk perkembangannya, di persawahan daerah datar yang airnya menggenang, masih ditemukan tetapi densitasnya tidak pernah tinggi
  • Jentiknya ditemukan pula di tepi sungai yang airnya mengalir perlahan serta kolam air tawar yang agak alkalis
  • Terdapat hubungan cukup kuat antara densitas An.aconitus dengan umur padi di sawah, densitas mulai meninggi setelah 3 - 4 minggu padi ditanam dan mencapai puncaknya setelah padi berumur 5 – 6 minggu
  • Didaerah dengan pola tanam tidak teratur, desnitasnya tinggi sepanjang tahun, meski masih terlihat adanya puncak densitas pada bulan tertentu, di daerah cukup air, terlihat ada 2 puncak, puncak densitas pertama pada Maret/April dan puncak densitas kedua pada Agustus/September

Tidak ada komentar:

Posting Komentar