Minggu, 23 Oktober 2011

6 Langkah Rumah Bebas Nyamuk

6 Langkah Rumah Bebas Nyamuk


Rumah yang sehat adalah rumah yang menjamin masuknya cahaya alami dan udara bisa bersirkulasi.
TERKAIT:
Kompas.com - Aedes aegypti maupun Aedes albopictus adalah nyamuk penular atau vektor utama virus dengue di Indonesia. Meski tahun 2010 terjadi terjadi penurunan angka kejadian penyakit akibat nyamuk, namun masyarakat diminta jangan terlena dan lupa dalam mencegah demam berdarah.
PT.Johnson Home Hygiene melalui produk terbarunya Baygon Maximal bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, Institut Pertanian Bogor, dan Ikatan Arsitek Indonesia, kemarin (31/1) meluncurkan kampanye nasional Rumahku Bebas Nyamuk Maximal di Jakarta dan akan disosialisasikan ke beberapa kota.
Berikut adalah 6 langkah rumah bebas nyamuk yang bisa diterapkan masyarakat.
 
1. Maksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami
Sifat nyamuk adalah suka bersarang di lingkungan yang lembab, dingin, dan gelap. Karena itu upayakan agar bangunan rumah memiliki sirkulasi udara dan pencahayaan alami. Selain jendela, penggunaan genteng kaca, glassblock dan fiber transparan bisa memaksimalkan pencahyaan alami di kamar mandi atau ruangan lain.

2. Hilangkan genangan air di sekitar rumah 
- Seluruh tempat penampungan air di sekitar rumah, seperti bak mandi, ember, tempayan, atau alas pot bunga harus dikuras dengan rutin seminggu sekali dan tutup dengan rapat agar tidak menjadi tempat bertelur nyamuk.
- Sampah dan barang bekas yang bisa menampung air hujan bisa didaur ulang. Pastikan juga selokan dan talang air bebas dari sampah dan tidak tergenang air.
- Kolam di taman bisa diberi beberapa ekor ikan sebagai predator alami larva nyamuk.
 
3. Jaga kebersihan rumah dan lingkungan
- Hindari menggantung baju di gantungan dalam waktu lama karena bisa menjadi hunian yang nyaman bagi nyamuk.
- Demi kesehatan, sebaiknya ternak ditempatkan terpisah dari rumah tinggal atau dibuatkan kandang tersendiri.
 
4. Pangkas tanaman yang terlalu rimbun
- Tanaman yang berdaun rimbun bisa menjadi hunian yang disukai nyamuk, karena itu pangkaslah daun-daun yang terlalu rimbun secara berkala.
- Beberapa jenis tanaman seperti Lavender, Akar Wangi, Geranium, Zodia, dan Selasih memiliki aroma yang sangat dibenci nyamuk.
 
5. Cegah nyamuk dengan memasang kelambu atau kasa nyamuk di lubang ventilasi atau jendela.
 
6. Gunakan anti nyamuk yang aman.
- Letakkan anti nyamuk dengan jarak 1,5 meter dari manusia. - Pastikan sirkulasi udara baik agar obat anti nyamuk, baik berbentuk bakar atau semprot, tidak mengganggu pernapasan.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Bumi Makin Panas, Nyamuk Jadi Ganas

Kompas.com — Pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim tidak hanya berdampak pada bidang lingkungan dan pertanian, tapi juga secara tidak langsung berdampak pada kesehatan masyarakat. Meningkatnya suhu dan kelembaban akan memengaruhi peningkatan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Penyakit infeksi yang ditularkan oleh nyamuk dan kecenderungannya meningkat antara lain filariasis (kaki gajah), malaria, radang otak akibat west nile virus dan Japanese encephalitis, chikungunya, serta demam berdarah.
"Peningkatan suhu akan memengaruhi bionomik atau perilaku menggigit dari populasi nyamuk menjadi semakin beringas. Angka gigitan rata-rata nyamuk juga meningkat dan perkembangbiakan nyamuk semakin cepat," kata Prof dr Umar-Fahri Achmadi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia di sela acara program "Aku Anak Sehat 2010" yang diadakan Tupperware Indonesia di Cibubur, Bogor, Rabu (29/9/2010).
Intergovermental Panel on Climate Change tahun 1996 menyebutkan, insiden demam berdarah dengue di Indonesia dapat meningkat tiga kali lipat pada tahun 2070.
Intensitas curah hujan yang meningkat akibat meningkatnya temperatur udara juga berakibat pada makin banyaknya volume genangan air. Padahal, air merupakan tempat ideal berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, penyebar virus dengue.
"Makin banyak tempat berkembang biak nyamuk, bertambah pula jumlah nyamuk. Akibatnya, risiko orang tergigit dan tertular penyakit juga semakin besar," kata Umar.
Untuk beradaptasi dengan beberapa dampak perubahan iklim tersebut, Umar mengatakan hanya ada dua pilihan, yakni melakukan pencegahan atau mengobati penyakit jika tertular.
"Kita bisa mengurangi jumlah populasi nyamuk dan memperkecil penularan penyakit dengan melakukan pembersihan tempat-tempat perindukan nyamuk," katanya.
Kebiasaan melakukan hidup sehat juga harus dilakukan, seperti kebiasaan mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya, serta mengonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pada anak-anak, Umar juga menekankan pentingnya imunisasi. "Anak sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap dampak perubahan iklim," katanya.
Perubahan iklim membawa perubahan pada potensi penyakit menular. Karena itu, seharusnya perilaku hidup kita juga ikut berubah untuk mencegah infeksi penyakit.
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------
PENANGANAN DBD
 Pemberantasan Sarang Nyamuk Belum Efektif

Bandung,Kompas - Pemberantasan sarang nyamuk untuk menangani penyakit demam berdarah dengue belum memberikan hasil signifikan bagi masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi baru untuk menanggulangi masalah ini.
”Belum optimalnya penanganan demam berdarah tanpa disadari membuat kasus demam berdarah dengue (DBD) kembali meningkat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Alma Lucyati dalam Simposium Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada Anak, Sabtu (20/11) di Bandung.
Alma mengatakan, strategi hanya mengandalkan pemantau jentik nyamuk dikhawatirkan sulit menyelesaikan kasus DBD di Jabar. Alasannya, penanganan DBD terbentur banyak tembok, seperti derasnya laju transportasi, migrasi penduduk, dan sifat masyarakat yang lekas bosan dan berpuas diri.
Data Dinas Kesehatan Jabar menyebutkan, kasus tersangka DBD di Jabar mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Bila tahun 2005 penderitanya 17.488 orang per tahun, lima tahun kemudian jumlahnya menjadi 37.861 orang per tahun. Daerah dengan angka kejadian tinggi adalah Kota Cimahi, Kota Sukabumi, Kota Bekasi, Kota Bogor, dan Kota Depok.
Masyarakat diharapkan tidak sekadar dijadikan obyek, tetapi juga subyek. Caranya, melalui pendekatan antarkeluarga, penggalian karakteristik khas suatu daerah, dan jaminan anggaran dari pemerintah daerah untuk membiayai proses itu.
”Masyarakat diharapkan memiliki tanggung jawab pribadi karena cara penanggulangannya dilakukan atas usulan dan keinginan mereka sendiri,” katanya.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Azhali Manggus Sjahrodji mengimbau masyarakat mengonsumsi obat yang tepat untuk menurunkan demam pada anak, termasuk DBD.
”Cara paling aman, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), adalah menggunakan parasetamol,” ujar Azhali. (CHE).
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Nyamuk Juga Pilih-pilih Korban Gigitan

KOMPAS.com — Nyamuk sepertinya tidak pandang bulu dalam menggigit korbannya. Namun, nyamuk sesungguhnya lebih menyukai darah manusia berjenis kelamin perempuan. Para peneliti menduga, nyamuk suka menggigit kaum wanita karena darahnya lebih manis akibat pengaruh hormon estrogen.
Selain itu, nyamuk juga lebih memilih orang yang berbadan besar sebagai korbannya. Mengapa? Dalam riset yang dimuat dalam Annals of Internal Medicine disebutkan, orang gemuk atau yang berbadan besar cenderung mengeluarkan panas atau karbon dioksida lebih banyak sehingga menarik nyamuk.
Bukan hanya pria, wanita yang berbobot tubuh besar juga menjadi incaran nyamuk. Penelitian terhadap para ibu hamil membuktikannya. Hal itu terjadi karena ibu hamil mengembuskan karbon dioksida lebih banyak dan memiliki suhu tubuh lebih tinggi sehingga dapat dideteksi nyamuk dengan mudah.
Hal lain yang menjadi incaran nyamuk adalah asam laktat. Itu sebabnya mengapa orang yang sedang beraktivitas di luar ruangan dan berkeringat sering digigit nyamuk. "Nyamuk bisa mencium senyawa kimia yang dikeluarkan kulit manusia dari jarak 30 meter," kata dr Clifford W Basset dari Allergy and Asthma Care of New York, Amerika Serikat.
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------
7 Penyebab Nyamuk Mengincar Anda


Nyamuk ternyata senang menghisap sari bunga. Itu sebabnya ia suka ketika Anda mengenakan parfum beraroma bunga.
TERKAIT:
KOMPAS.com - Rumah yang panas biasanya menarik bagi nyamuk. Mungkin Anda tak tahu apa penyebabnya, dan hanya mengamati saja. Namun sebenarnya, ada banyak alasan mengapa nyamuk begitu tertarik pada manusia. Tujuh alasan di bawah ini mungkin juga Anda sadari.

1. Anda selalu memakai pakaian warna gelap. Nyamuk sejak dulu memang "diprogram" untuk memburu mamalia, yang kulit dan bulunya cenderung gelap, begitu menurut ahli entomologi  Grayson Brown, PhD. Dalam eksperimennya, pekerja laboratorium Brown mengenakan pakaian warna putih. Terbukti, nyamuk tak begitu ngebet pada mereka.

2. Anda menyemprotkan parfum beraroma bunga. Nyamuk senang menghisap cairan manis pada bunga, sebagai bekal energinya untuk terbang dan menyengat. Jika Anda mengenakan parfum beraroma mawar, tak salah jika nyamuk mengira Anda bunga mawar.

3. Anda gemar minum bir. Peminum bir ternyata 63 persen lebih menarik bagi nyamuk ketimbang peminum air putih, demikian menurut suatu penelitian di Perancis. Alkohol memang mempengaruhi bau mulut dan aroma tubuh. Meskipun begitu, masih perlu penelitian lebih lanjut apakah hal ini juga terjadi pada peminum tipe alkohol lain, seperti anggur dan koktil.

4. Anda hamil. Menurut para peneliti, ibu hamil dua kali lebih menarik daripada perempuan yang tidak hamil. Khususnya pada trimester akhir kehamilan, perempuan akan menghembuskan nafas 21 persen lebih banyak, dan ini memikat nyamuk yang memang menyukai karbondioksida dan kelembaban. Suhu tubuh ibu hamil juga cenderung lebih tinggi, sehingga lebih mudah dideteksi oleh nyamuk.

5. Anda tidak mengosongkan air di bathtub. Anda tahu kan, nyamuk tertarik dengan kubangan atau genangan air. Misalnya air hujan yang tertampung di kaleng kosong. Untuk mencegah nyamuk memasuki rumah, pastikan tidak ada genangan air di rumah, mandilah di bahttub (berendam) setidaknya sekali seminggu saja, pangkas rumput di halaman secara teratur, dan tutupi kolam renang di rumah (bila ada) saat tidak digunakan.

6. Anda senang tidur larut malam. Nyamuk lebih banyak aktif mulai sore hingga dini hari. Saat itulah mereka mulai berburu di rumah Anda. Hindari kebiasaan makan di luar ruangan, agar Anda tidak menjadi mangsa nyamuk.

7. Anda sering berkeringat. Para peneliti di Universita Yale mendapati bahwa nyamuk bisa mengincar senyawa kimia dalam keringat kita. Keringat juga bisa membuat obat nyamuk yang Anda kenakan (misalnya yang dioleskan atau disemprotkan) mudah lenyap. Karena, oleskan kembali tiap beberapa jam.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Usir Nyamuk Tanpa Bahan Kimia

Kompas.com - Bagaimana cara Anda menangkal gigitan nyamuk? Penggunaan antinyamuk, baik dioles di kulit atau disemprot mungkin lebih banyak dipilih karena lebih efektif mengusir nyamuk. Namun, produk berbahan kimia itu pada umumnya bersifat toksik, bisa menimbulkan iritasi kulit, serta meninggalkan bau.
Untuk Anda yang lebih menyukai cara alami dan non kimia, sebenarnya kipas angin di rumah bisa jadi penangkis nyamuk yang efektif.
Penelitian menunjukkan angin adalah metode yang efektif untuk melawan nyamuk dan serangga udara lainnya. Hembusan angin akan membuat nyamuk tidak bisa mendarat di kulit Anda, seperti halnya badai yang menyebabkan pesawat tidak bisa mendarat di bandara.
Alasan lain yang lebih ilmiah adalah, kipas angin akan menipiskan karbondioksida yang dihirup. Karbon dioksida adalah senyawa kimia yang paling menarik nyamuk. Angin dari kipas angin juga akan membuat suhu tubuh Anda lebih dingin di mana keringat, asam, dan panas tubuh akan menarik nyamuk mendekat.
Dalam sebuah studi yang dilakukan di tahun 2003, ahli epidemiologi dari Michigan State University menggunakan perangkap yang dipasang di dataran basah untuk menarik nyamuk. Pelepasan karbon dioksida ternyata menarik lebih banyak serangga ke dalam perangkap. Dan, makin banyak karbon dioksida, makin banyak nyamuk.
Menggunakan kipas angin dengan variasi kecepatan dinilai lebih efektif untuk mengusir nyamuk, baik di dalam atau di luar ruangan.
---------------------------------------------------------------------------------------------
DEMAM BERDARAH
Waspadai Perubahan Perilaku Nyamuk 
"Aides Aigepty"

Serang, Kompas - Perubahan perilaku nyamuk Aides aigepty merupakan salah satu faktor yang perlu diwaspadai warga agar bisa menekan penyebaran penyakit demam berdarah dengue. Perubahan perilaku tersebut meliputi habitat, kemampuan terbang, dan juga waktu menggigit.
”Dulu nyamuk pembawa virus DBD dikenal menyukai air jernih, tetapi belakangan ditemukan pula di air kotor,” kata Kepala Subbidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Banten Dendi di Serang, Provinsi Banten, Jumat (7/5).
Sekarang, nyamuk itu ternyata juga bisa berada di lantai tingkat atas. Padahal, dulunya nyamuk ini dijumpai di lantai bawah dengan ketinggian terbangnya sekitar dua meter ke arah vertikal.
Sebelumnya, diketahui juga bahwa nyamuk Aides aigepty terbiasa menggigit pada pagi hari, yakni sekitar pukul 10.00, dan pada sore hari antara pukul 14.00 dan 18.00. Namun, nyamuk itu sekarang juga menggigit pada malam hari. Selain akibat mutasi gen, kata Dendi, perubahan perilaku nyamuk dimungkinkan sebagai bentuk adaptasi serangga itu terhadap lingkungan dan faktor lainnya yang juga berubah.
Dendi meminta warga menghilangkan sarang nyamuk, memasang kasa antinyamuk di lubang ventilasi, tak menggantung pakaian, dan selalu mencermati agar gorden tidak menjadi tempat nyamuk menempel.
Sementara itu, kasus DBD yang terdeteksi di RS Cipto Mangunkusumo dan RSUD Tarakan tidak mengalami lonjakan yang signifikan. Namun, pasien DBD masih berobat silih berganti.
Kepala Bagian Pemasaran dan Humas RSCM Antaria, Jumat (7/5), mengatakan, pelayanan kesehatan untuk penderita DBD mendapatkan jaminan dari Pemprov DKI Jakarta. Dua bulan terakhir, setiap hari ada 1-3 pasien yang berobat karena DBD. Sebagian besar bisa diobati. Satu pasien meninggal pada awal Mei ini lantaran terlambat berobat.
Menurut Kepala Bidang Pelayanan RSUD Tarakan, jumlah penderita DBD yang dirawat rata-rata lima orang per hari. ”Hingga kini belum ada lonjakan kasus DBD di RSUD Tarakan. Velbed juga belum dipakai,” ucapnya.
Di Kota Depok, warga mencemaskan penyebaran DBD. ”Warga meminta fogging di Cimanggis dan Sawangan. Kami masih mengupayakan,” tutur Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Lingkungan Dinas Kesehatan Depok Ani Rubiyani. (CAS/ART/NDY)
 ---------------------------------------------------------------------------------------------
Nyamuk-nyamuk Penebar Penyakit

KOMPAS.com — Meski ukuran tubuhnya kecil dan berat badannya 2-2,5 miligram, hingga kini nyamuk masih menjadi musuh yang belum terkalahkan.
  
Setiap tahun, nyamuk penular penyakit masih dengan leluasa menyebarkan virus dan parasit, menyebabkan sekitar 1,62 juta orang terserang malaria klinis dan lebih dari 100.000 orang menderita demam berdarah dengue di Indonesia.

Penyakit filariasis atau kaki gajah, chikungunya, dan radang akut susunan saraf atau Japanese Enchepalitis juga belum bisa terberantas tuntas karena serangga yang tergolong famili Culicidae ini masih bisa berkembang biak dengan baik.

Menurut ahli parasitologi Prof Mohammad Sudomo, setidaknya ada 29 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Aedes, Culex, dan Mansonia yang menjadi perantara penularan penyakit di Indonesia.

"Ada 20 spesies nyamuk Anopheles, enam spesies nyamuk Mansonia, dua spesies nyamuk Aedes dan satu spesies nyamuk Culex," kata ayah dari empat anak yang dikukuhkan menjadi Profesor Riset tahun 2008 itu.
  
Spesies nyamuk Anopheles, termasuk Anopheles balabacensis, Anopheles maculatus, Anopheles barbirostris, dan Anopheles sundaicus, menularkan penyakit malaria dengan memasukkan protozoa dari genus Plasmodium ke dalam darah manusia melalui gigitannya.
  
Nyamuk Aedes jenis Aedes aegypti memasukkan virus dengue yang menyebabkan demam berdarah dengue. Nyamuk yang dikenal dengan belang hitam putih pada badan dan kakinya ini juga dapat menularkan penyakit chikungunya.
  
Sementara itu, nyamuk yang tergolong dalam genus Culex dan Mansonia umumnya menularkan filariasis dengan memasukkan cacing filaria ke dalam darah manusia melalui gigitannya.
  
"Nyamuk Culex quinquefasciatus menularkan filariasis yang disebabkan oleh cacing filaria jenis Wucheraria bancrofti dan nyamuk Mansonia annulifera menularkan filariasis yang disebabkan cacing jenis Brugia malayi," kata Prof Sudomo.
  
Siklus hidup nyamuk-nyamuk penular penyakit tersebut, menurut dia, secara umum hampir sama.
  
Masa pradewasa, dari telur, larva hingga pupa terjadi di air dan berlangsung antara 7 dan 14 hari. Hal ini tergantung dari suhu dan kondisi lingkungan sekitarnya.
  
Sementara itu, proses perubahan pupa atau kepompong menjadi nyamuk, katanya, berlangsung lebih singkat, yakni antara dua dan tiga hari.
  
"Nyamuk betina yang baru keluar dari pupa akan langsung terbang, berputar-putar di sekitarnya untuk mencari nyamuk jantan dan kawin," katanya.
  
Setelah perkawinan selesai, dia melanjutkan, nyamuk betina akan beristirahat sebentar untuk kemudian terbang mencari darah yang dibutuhkan untuk mematangkan telur-telurnya nanti.
  
"Nyamuk yang sudah berhasil mendapatkan darah dengan menggigit hewan atau manusia akan kembali beristirahat di tempat perindukan dan meletakkan telurnya pada tanaman air. Seekor nyamuk betina bisa mengeluarkan 100-200 telur dan menetaskan 75 hingga 150 di antaranya," kata dia.
  
Dalam hal ini, ada nyamuk yang menggigit pada siang hari dan malam hari. Nyamuk yang menularkan virus dengue biasanya menggigit pada siang hingga petang hari, sedangkan nyamuk yang menularkan penyakit malaria dan kaki gajah biasa menggigit pada malam hari.
  
Ia menjelaskan pula bahwa hanya nyamuk betina yang menggigit manusia dan hewan untuk mendapatkan darah. "Nyamuk jantan biasanya makan sari tumbuhan saja. Siklus hidupnya pun lebih pendek," katanya.
 
Menghalau nyamuk
Prof Sudomo mengatakan, pengetahuan mengenai siklus hidup dan perilaku nyamuk penular penyakit bisa menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan dan program pengendalian vektor (agen perantara penularan penyakit).
  
"Setiap jenis nyamuk punya tempat perindukan spesifik. Kalau kita mengenali tempat itu dan menghilangkannya, tentu nyamuk tidak akan bisa tumbuh dan berkembang biak," katanya.
  
Ia mencontohkan, nyamuk Aedes suka hidup dan berkembang biak pada genangan air jernih yang tidak langsung bersentuhan dengan tanah, nyamuk Anopheles sundaicus perlu habitat air payau, Anopheles aconitus perlu habitat persawahan dengan air jernih yang selalu mengalir.
  
Selain itu, kata dia, pengendalian vektor bisa dilakukan dengan menempatkan pemangsa nyamuk di lokasi-lokasi yang menjadi habitat nyamuk. "Dan pilihan terakhir menggunakan insektisida," katanya.
  
Menurut Sabar Paulus dari Sub Direktorat Pengendalian Vektor Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, pemerintah sudah memasukkan teknik pengendalian tersebut ke dalam program pengendalian vektor terpadu.
  
"Penggunaan insektisida dibatasi hanya di daerah endemis tinggi atau bila ada kejadian luar biasa. Di luar itu, pengendalian vektor difokuskan pada upaya pengelolaan lingkungan dan penggunaan kontrol biotik," katanya.
  
Upaya pengelolaan lingkungan yang dia maksud termasuk pembasmian tempat perindukan nyamuk.
  
Laguna, rawa, persawahan, dan selokan, dia menjelaskan, harus dibersihkan dari vegetasi yang bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
  
Tempat-tempat penampungan air yang ada di rumah pun, katanya, harus selalu dikuras dan dibersihkan supaya tidak menjadi tempat yang nyaman bagi nyamuk untuk berkembang biak.
  
Ia menambahkan, gerakan 3M plus yang menyeru masyarakat untuk menguras dan membersihkan tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang bisa menampung air, dan menaburkan abate pada air yang tertampung sangat efektif untuk memberantas sarang nyamuk.
  
"Ikan pemangsa nyamuk, seperti ikan timah, bisa dilepaskan di tempat-tempat yang diduga menjadi sarang nyamuk," ujarnya.
  
Dia juga mengimbau masyarakat untuk menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu dan menggunakan obat nyamuk oles atau bakar.
  
Program dan kebijakan pengendalian vektor yang telah dilakukan pemerintah, menurut Prof Sudomo, sudah tepat. Namun, hal itu belum terlaksana dengan baik di lapangan.
  
Sabar pun mengakui bahwa selama ini pemantauan dan evaluasi kegiatan pengendalian vektor masih lemah.
  
Hal itu membuat kegiatan pengendalian vektor belum bisa memberikan dampak nyata terhadap upaya pengendalian penyakit tular vektor.
  
Nyamuk-nyamuk penular penyakit masih leluasa menebarkan penyakit yang merenggut ribuan jiwa setiap tahun.
 ---------------------------------------------------------------------------------------------
Usir Nyamuk dengan Cara Alami


KOMPAS.com - Obat penyemprot nyamuk yang terbuat dari bahan-bahan kimiawi DEET sebenarnya tak baik untuk tubuh manusia. Disebutkan oleh situs Intent, beberapa riset menunjukkan bahwa kandungan DEET (diethyl-meta-toluamide) pada obat penyemprot terkait dengan kerusakan pada otak. Nah, daripada menggunakan zat berbahaya di rumah, lebih baik pilih yang alami, kan?
Berikut adalah beberapa zat alami yang mampu mengusir nyamuk-nyamuk membandel.

* Citronella. Ini adalah salah satu yang paling terkenal mampu mengusir nyamuk. Untuk dioleskan, pilih minyak esensial citronella murni, jangan minyak pewangi ruangan (fragrance oil). Minyak pewangi yang digunakan untuk membakar tidak cukup untuk dioleskan dan menghalau nyamuk.

* Minyak kedelai. The New England Journal of Medicine melaporkan, bahwa minyak kedelai juga sama efektifnya dengan obat nyamuk DEET. Harga minyak kedelai pun lumayan terjangkau, plus baik sebagai pelembap kulit. Riset lain mengatakan, bahwa kandungan dalam kedelai bisa memperlambat pertumbuhan rambut pada tubuh ketika dioleskan.

* Catnip. Sejenis tumbuhan harum bernama catnip ditengarai memiliki efektivitas 10 kali lebih baik dibanding DEET dalam menghalau nyamuk.

* Minyak biji neem, yang diekstrak dari tanaman yang tumbuh di India dikabarkan lebih efektif ketimbang DEET. Riset ini dikeluarkan oleh Institut Malaria di India.

* Lavender. Minyak lavender juga memiliki wangi yang harum dan memiliki efek menenangkan, baik untuk mengusir nyamuk. Carilah minyak esensial lavender untuk dibalurkan pada tubuh. Atau, sabun beraroma lavender.

* Bawang putih. Nyamuk tak tahan bau bawang putih. Jika Anda benar-benar terganggu dengan nyamuk, coba makan banyak bawang putih, aromanya akan keluar lewat kulit Anda. Tentu jika Anda tak masalah dengan memiliki bau badan ini.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Hilangkan Bekas Gigitan Nyamuk


Atasi gatal bekas gigitan nyamuk dengan cara alami.

KOMPAS.com — Gigitan nyamuk yang memerah biasanya gatal dan berlangsung beberapa hari. Ketika menusukkan jarumnya untuk menghisap darah manusia, nyamuk akan mengeluarkan air liur sehingga kulit akan sedikit membengkak, dan gatal. Atasi segera rasa gatal dengan cara alami berikut ini.

Pasta gigi
Untuk mengatasi dengan cepat dan mudah, pasta gigi bisa mengatasi rasa gatal akibat gigitan nyamuk. Ahli holistik, Jennifer Crain, dari Greenspiralherbs.com mengatakan bahwa pasta gigi, khususnya yang mengandung peppermint, dapat menghilangkan rasa gatal. Peppermint memberikan sensasi mendinginkan pada kulit yang meradang.

Es batu
Dinginnya es batu akan meredakan gatal pada kulit. Demikian anjur Neal Schultz, dermatolog dari DermTV. Bungkus es batu dalam kain atau handuk kecil, lalu kompres bekas gigitan nyamuk untuk menghilangkan rasa gatalnya.

MaduSelain baik untuk meredakan radang tenggorokan, madu juga baik untuk meredakan radang pada kulit. “Madu sangat baik untuk meredakan segala yang meradang,” ungkap dr Schultz. Ia menyarankan untuk mencampur air dan madu dengan perbandingan 1:3, lalu celupkan cotton bud, dan oleskan pada bintik-bintik bekas gigitan nyamuk.

Lemon
Lemon memiliki zat yang mengandung antiradang dan efek anestetis. Demikian terang dr Schultz. Peras lemon, celupkan kapas ke dalam air perasan, lalu oleskan pada kulit yang terkena gigitan.

Susu
Celupkan kain ke dalam campuran susu segar dan air, lalu kompreskan pada bekas gigitan nyamuk. Larutan ini bisa membuat rasa gatal mereda.

Baking soda
Kulit yang meradang akibat gigitan nyamuk bisa diatasi dengan berendam dalam air mandi yang dicampur baking soda, dengan perbandingan 1:3. Campuran ini akan membantu mengatasi rasa gatal hingga iritasi kulit.

Teh
Tumbuh-tumbuhan herbal bisa bermanfaat sebagai antiradang. Pastikan tehnya sudah digunakan dan berada dalam suhu ruangan, lalu letakkan kantong teh pada bekas gigitan nyamuk selama lebih kurang 20 menit. Gigitan nyamuk akan mereda keesokan harinya.

Bawang putih
Iris melintang bawang putih, lalu letakkan pada bekas gigitan nyamuk. Selain bisa membantu mengurangi rasa gatal akibat gigitan nyamuk, bawang putih juga bisa membantu mengatasi luka pada kulit. Diamkan selama 20-30 menit, lalu aplikasikan lagi keesokan harinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar